Land Mark Masjid Raya Harus Mendukung Pariwisata Aceh

BANDA ACEH – Land Mark Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh harus betul-betul bercirikan islami. Jika Pemerintah Kota ingin menjadikan masjid tersebut sebagai obyek wisata spiritual, kawasan masjid harus betul-betul bebas dari bau pesing dan nuansa kotor.
Hal itu dikemukakan Ketua Dewan Pariwisata Aceh, Drs Nurdin Ahmad menjawab Serambi, Selasa (1/2) kemarin sehubungan peluncuran Banda Aceh Visit Year 2011 pekan silam.
Upaya Pemko Banda Aceh dalam memajukan sektor pariwisata, menurut Nurdin Ahmad, patut disambut dan mendapat dukungan semua pihak. Meski usaha-usaha yang telah dilaksanakan belum maksimal. Sebab, masih banyak hal yang harus dibenahi, terutama menyangkut kebersihan kota dan kenyamanan bagi turis.

Dalam pertemuan yang dihadiri mantan Kadis Pariwisata Sabang, Drs Helmi, Ketua Dewan Pariwisata Aceh Nurdin Achmad mengatakan usaha-usaha yang tengah dikerjakan Pemko dalam meningkatkan arus kunjungan wisata ke Banda Aceh memang sudah cukup bagus.

“Hanya saja, masih banyak hal yang harus dibenahi. Sehingga sebagai daerah tujuan wisata (DTW) islami, kita berharap kondisi land mark di sekitaran Masjid Raya Baiturrahman harus segera dibenahi,” katanya.

Hal ini, menurutnya, penting mendapat perhatian serius dari Pemko dan masyarakat, karena siapapun yang akan berkunjung ke Aceh pasti akan mengunjungi masjid yang terletak di jantung kota Banda Aceh tersebut.

Selama ini, kata mantan Kepala Dinas Pariwisata Aceh, semua pihak masih melihat nuansa kumuh menyelimuti di sekitaran masjid kebanggaan masyarakat Aceh tersebut.

Beberapa turis masih mengeluhkan bau tak sedap saat melintas di sekitaran masjid dan masih menemukan pedagang atau pekerja yang tidak menutup usahanya pada saat azan berkumandang. “Padahal, sebagai daerah syariat, ketika suara azan bergema, masyarakat harus segera menghentikan segala aktivitasnya untuk menunaikan shalat,” katanya.

Sedangkan menyangkut atraksi yang digelar dalam peluncuran Banda Aceh Visit Year 2011, Nurdin Ahmad menilai hal itu belum cukup dalam menarik minat wisatawan asing berkunjung ke Aceh. “Pertunjukan seni tidak hanya temporer. Tapi harus berkesinambungan, sehingga kapan saja turis singgah ke Aceh ada kesan yang dibawa pulang,” katanya.

Sementara itu, Ketua DPD ASPPI Aceh, Anas Zulham Almansour kepada Serambi mengatakan masih banyak hal yang harus dilakukan Pemko dalam meningkatkan arus kunjungan wisata ke Banda Aceh. Salah satunya adalah promosi ke travel-travel biro perjalanan wisata yang tersebar di berbagai daerah dan luar negeri.

“ASPPI sendiri, kecuali terus menggalang dukungan dari pengusaha travel biro, kini sedang menjajaki kerjasama dengan AirAsia guna membuka penerbangan langsung dari Bandung ke Banda Aceh dan sebaliknya,” katanya.

Sekretaris ASPPI Aceh, Umar Machtub mengatakan dalam konsultasi dengan GM AirAsia, pihaknya sudah mendapat green light (lampu hijau) dari perusahaan penerbangan tarif murah tersebut untuk membuka jalur Bandung-Banda Aceh-Bandung.

Menurut Umar Machtub, banyaknya persinggahan penerbangan di Bandara Sultan Iskandarmuda akan sangat mendukung bagi upaya percepatan peningkatan arus kunjungan wisatawan ke Aceh. “Karena itu, kami berharap program penerbangan langsung Banda Aceh-Bandung-Banda Aceh bisa segera terealisir,” katanya.(sir)

sumber : http://aceh.tribunnews.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*