Banda Aceh – Wakil Walikota Banda Aceh, Drs H Zainal Arifin berharap Gampong Ilie Kecamatan Ulee Kareng bisa menjadi yang terbaik pada perlombaan Gampong tingkat Provinsi Aceh dan menjadi Wakil Aceh ke perlombaan yang sama di tingkat Nasional.
Harapan ini disampaikan Wakil Walikota yang akrab disapa Keuchik Zainal ini, Kamis (19/5/2016) saat menerima kedatangan tim penilai lomba gampong di Kantor Keuchik Gampong Ilie, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh.
Turut hadir bersama Keuchik Zainal, Keuchik Ilie Nasrullah, Camat Ulee Kareng Aulia R Dahlan S Sos, Kepala BPM Kota Ir Zulkifli Syahbuddin MM, Kadisperindagkop Kota Rizal Junaedi dan Kadisdikpora Syaridin serta masyarakat Gampong Ilie saat menyambut kedatangan tim penilai.
Kata Keuchik Zainal, harapan Gampong Ilie dapat menjadi yang terbaik di tingkat Provinsi tentunya buka sebuah hal yang muluk, mengingat prestasi yang telah diraih Gampong tersebut sejauh ini sudah sangat menggembirakan.
“Seperti realisasi dana desa baik yang bersumber dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, Gampong Illie merupakan Gampong yang tercepat realisasinya di Banda Aceh. Begiatu juga APBG-nya, pembahasannya juga tepat waktu,” ungkap Kechik Zainal.
Namun, lanjut Keuchik Zainal, apa yang telah dilakukan Gampong Ilie bukan semata-mata untuk mengikuti perlombaan.
“Ini bukan karena untuk mengikuti perlombaan ini saja, dan hal ini bisa dibuktikan,” ujar Kechik Zainal.
Kechik Zainal juga berharap, prestasi Gampong Illie bisa diikuti oleh gampong-gampong lain di Banda Aceh.
Sementara itu, tim penilai Lomba Gampong, Muhammad Irfan mengungkapkan ada beberapa aspek yang dinilai dari perlombaan tersebut, yakni aspek pemerintahan, pemberdayaan dan kewilayahan.
“Dari tiga aspek ini kemudian ada beberapa indikator yang dinilai, diantaranya pendidikan masyarakat, lingkungan masyarakat, partisipasi kelembagaan masyarakat dan penyelenggaraan pemerintahan,” ungkap Muhammad Irfan.
Kata Irfan, dari 6474 Gampong yang ada di Aceh dipilih 23 Gampong yang mewakili Kabupaten/Kota yang kemudian terpilih 10 besar.
“10 Gampong ini kemudian kita turun ke lapangan untuk melihat apakah dokumen yang diserahkan ke kita sesuai dengan fakta di lapangan,” tambahnya.
Kemudian baru dipanggil Keuchiknya oleh tim penilai dan menyampaikan presentasi terkait dengan program-program yang telah dilakukan di Gampong masing-masing. (mkk)