Sampai 2020 Tumbuh 25 Persen
Banda Aceh – Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Banda Aceh memang mengalami pertumbuhan pesat. Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman pada program ‘Wali Kota Menjawab’, Kamis (20/2/2020) membeberkan alasan dirinya bekerja keras memberdayakan UMKM di Kota Banda Aceh.
Didampingi narasumber lainnya, yakni Kadis Koperasi dan UKM Provinsi Aceh, Wildan, Kadis Koperasi, UKM dan Perdagangan Kota Banda Aceh, M Nurdin, Wali Kota menyampaikan alasan dirinya dan Pemko sangat fokus melakukan pembinaan terhadap usaha mikro dan UKM.
“Tujuan utama Saya adalah untuk menurunkan angka kemiskinan dan penggangguran di kota tercinta ini,” ujarnya mengawali pembicaraan pada program yang disiarkan puluhan stasiun radio ini.
Sebagai seorang ekonom, Aminullah meyakini mendorong tumbuhnya UMKM di Banda Aceh adalah strategi yang sangat tepat menciptakan lapangan kerja. Menurutnya, semakin banyak UMKM yang tumbuh dan berdaya, maka semakin banyak warga kota yang mendapatkan kesempatan bekerja. Dampaknya, angka kemiskinan dan pengangguran terus menurun.
Strategi ini kemudian menunjukkan progres yang sangat bagus. Angka kemiskinan di ‘Kota Gemilang’ mengalami penurunan yang signifikan, terutama dalam dua tahun terakhir.
Iapun mengungkapkan data, dimana tahun 2017 kemiskinan di Banda Aceh berada di angka 7,44 % dan turun menjadi 7,22 % pada tahun 2019. Sementara angka pengangguran turun dari 7,75 % pada 2017 menjadi 7,29 % pada 2018 lalu.
Kata Wali Kota, penurunan ini tidak terlepas dari pertumbuhan usaha mikro dan usaha kecil, karena sektor ini lebih banyak menyerap tenaga kerja bila dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Kutaraja.
“Tahun 2017 jumlah UMKM di Banda Aceh hanya 9.591, tahun 2018 naik jadi 10.944 dan semakin meningkat pada tahun 2019 menjadi 12.012 UMKM. Ada pertumbuhan hingga 25 %,” ungkap Ketua MES Provinsi Aceh ini.
Aminullah kemudian membeberkan kiat-kiat dirinya berhasil mendorong tumbuhnya usaha masyarakat kecil tersebut, salah-satunya adalah membentuk Lembaga Keuangan Mikro Syariah, PT Mahirah Muamalah Syariah (MMS).
“Lewat MMS inilah kita memberikan modal pembiayaan untuk usaha-usaha masyarakat, mayoritas yang dibantu adalah usaha mikro dan kecil,” ungkap Aminullah.
“Sebelumnya sangat sulit berkembang karena terjerat rentenir. Mereka harus membayar bunga yang sangat besar. Dari situlah Saya tergerak membentuk Mahirah,” Aminullah mengisahkan.
Strategi lainnya, menciptakan banyak event dan menambah ruang publik di wilayah kota. Katanya, Pemko terus menggandeng berbagai pihak, baik swasta maupun instansi vertikal agar setiap tahunnya hadir 1000 event di Banda Aceh, baik event lokal, nasional maupun berskala internasional. Dengan event-event tersebut, tingkat kunjungan wisata meningkat.
Pada tahun 2019 lalu, wisatawan yang datang ke Banda Aceh sudah mencapai 503.992. Meningkat signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2017 yang hanya 288 ribu.
“Dengan event-event inilah kesempatan bagi UMKM semakin banyak. Karena semakin banyak event semakin banyak yang datang ke kota ini. Pastinya mereka bawa uang dan berbelanja disini, baik untuk makanan, transportasi, penginapan hingga membeli oleh-oleh,” ujarnya.
Tidak berhenti disitu, Wali Kota juga menyampaikan alasan dirinya mendorong preatasi Persiraja agar lolos ke Liga 1.
“Ini juga memiliki multiflier effect, sepakbola bukan sekedar hiburan tapi juga bisa dongkrak perekonomian. Stadian Harapan Bangsa akan menampung 45 ribu penonton saat Persiraja melakoni laga kandang. Kebanyakan dari luar Banda Aceh juga, ini akan menjadi peluang besar bagi sektor usaha, termasuk UMKM,” tambahnya.[]