Rakernas Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) ke VIII Tahun 2020

Kepala DPMG Kota Banda Aceh dan beberapa staf turut mendampingi Walikota Banda Aceh menghadiri Rakernas Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) 2020 di Siak Sri Indrapura.

Malam pembukaan

Acara malam pembukaan  pada Sabtu, 19 Desember 2020 di Riau berlangsung meriah dan mengundang antusias masyarakat setempat.

Dihadiri 16 Pemerintah Kabupaten/Kota yang tergabung dalam Jaringan Kota Pusaka Indonesia, pembukaan dimulai dengan jamuan Gala Dinner di komplek Pendopo Bupati Siak. Kegiatan berlangsung dengan menjalankan protokol kesehatan.

Sembari menikmati hidangan masakan khas Kota Istana, di panggung diisi dengan penampilan Koor dan Grup Musik dari Kota Ambon serta pagelaran seni dari daerah Siak.

Ada yang menarik, usai menyantap hidangan bersama, Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman diminta menyanyikan lagu tradisional Aceh. Ia pun menyanyikan lagu Bungong Jeumpa.

Tak menunggu lama, dengan penuh percaya diri Aminullah pun menuju panggung utama dan menyanyikan lagu kebanggaan daerah Aceh itu di hadapan tuan rumah, Bupati Siak Alfedri dan seluruh kepala daerah yang menghadiri acara malam gala dinner tersebut. Penampilan Aminullah mengundang antusias hadirin dan memberikan applause.

Selanjutnya di panggung utama, Wali Kota Aminullah menyerahkan bingkisan berupa plakat Pinto Aceh kepada Bupati Siak. “Ini lambang pintu rumah Aceh yang tengah terbuka. Maknanya, Banda Aceh selalu terbuka untuk dunia,” kata Aminullah.

Sementara Nurmiati menyerahkan Tas Bordir motif Aceh untuk bupati. Bukan hanya tas kosong, tapi berikut isinya yang terdiri dari beragam oleh-oleh khas Banda Aceh seperti Kopi Aceh, Kerupuk Mulieng, Dendeng, dan kain tenun motif Aceh.

Kemudian sebagai tanda selamat datang ke Siak, Bupati memberikan cinderamata berupa miniatur Gambus dam Tanjak Melayu Riau kepada Wali Kota Aminullah. Ibu PKK Siak, Rasidah Alfedri memberikan kain tenun Siak kepada Nurmiati.

Acara malam itu ditutup dengan berfoto bersama para anggota JKPI. Selain Aminullah, kepala daerah yang hadir di antaranya Wali Kota Ternate, Wali Kota Sahwalunto, Wali Kota Blitar, Bupati Jepara, Bupati Belitung Timur, dan KDH/WKDH lainnya, serta tamu undangan dari pihak tuan rumah, termasuk jajaran Forkopimda

Siak Tampilkan Tarian Penculikan Putri Mayang oleh Raja Aceh

Pembukaan Rakernas Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) ke VIII di Siak Sri Indrapura dimulai pada Minggu, 20 Desember 2020. Serangkaian acara seremoni hingga tarian daerah ditampilkan menyambut semua delegasi kabupaten/kota yang hadir.

Sanggar Tasek Seminai dari Kabupaten Siak berhasil mencuri perhatian para peserta yang hadir di dalam Gedung Daerah Sultan Syarif Kasim II, tak terkecuali Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman.

“Sebuah cerita menarik di Rakernas JKPI. Ada tarian yang menceritakan penculikan Putri Siak yang diculik Raja Aceh. Tarian ini mengisahkan perasaan individual. Namun, di luar itu kita punya hubungan baik dengan Siak sejak zaman kesultanan,” ungkap Aminullah usai menikmati acara.

Amatan tim Humas, tema tari yang ditampilkan adalah peninggalan sejarah yang jauh sebelum adanya Kerajaan Siak yakni Gasib di mana ada seorang putri raja yang cantik jelita, Putri Kaca Mayang.

Mengutip riau.antaranews.com, tarian tersebut lebih mengedepankan tentang konflik batin yang dirasakan sang putri. Kondisinya merasa terkungkung dan sedih karena peristiwa yang sedang dialaminya yang ingin memberontak namun tak ia mampu.

Angan Putri Kaca Mayang untuk kembali ke Tanah Gasib setelah diculik Raja Aceh seakan mustahil. Walau akhirnya ia berhasil kembali meski dalam keadaan sudah tidak bernyawa lagi.

Berdasarkan cerita itu karya ini digarap dalam tatanan gerak Melayu yang masih berkembang di Riau hingga saat ini, seperti lenggang dan silat, serta didukung oleh properti berupa rangkaian bambu membentuk segitiga.

“Ini merupakan simbol dari konflik yang saling terkait antara tiga insan yaitu Putri Kacang Mayang, Raja Aceh dan Raja Gasib. Kini makam Putri Kacang Mayang telah menjadi salah satu destinasi wisata yang cukup sering dikunjungi di kabupaten siak,” jelas Andrio yang akrab dipanggil Papa Doyok ini.

Terkisah kecantikan Putri Kaca Mayang yang tiada tara telah terdengar di segala penjuru negeri. Hal ini menimbulkan hasrat para raja-raja di zaman itu untuk mempersunting sang putri untuk dijadikan permaisuri, termasuk Raja Aceh.

Prahara dimulai ketika Raja Aceh mengutus panglimanya untuk masuk meminang sang putri di Kerajaan Gasib. Namun, pinangan ini ditolak sehingga membuat Raja Aceh begitu murka sehingga Putri Kaca Mayang diculik hingga sampai ke Tanah Aceh.

Menyiasati hal ini Raja Gasib tidak tinggal diam, dan diutus lah seorang panglima bernama Jimbam untuk merebut dan membawa kembali sang putri. Usaha untuk menumpaskan raja Aceh berhasil dilakukan, hanya saja takdir berkata lain.

Kondisi sang putri terlalu lemah dan akhirnya dalam perjalanan pulang, sang putri menghembuskan nafas terakhir. Jasadnya di masukkan ke dalam peti kaca, hingga tiba di Kerajaan Gasib.

Acara juga menampilkan tarian kreasi dari daerah Palembang, Belitung Timur, dan Kota Bogor. Dalam acara pembukaan ini pun menampilakan Mars JKPI dan pagelaran budaya lainnya.

Kopi Aceh Jadi Rebutan Peserta

Ketua Presidium Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) yang juga Bupati Siak, Alfedri mengapresiasi delegasi Banda Aceh yang menghadirkan stand kerajinan, kopi dan produk UMKM lokal Banda Aceh di arena pameran JKPI Siak, Minggu 20 Desember 2020, di Gedung Daerah Sultan Syarif Kasim II, Mempura.

“Terima kasih telah menghadirkan kopi asli tanah Aceh di acara JKPI ini, Bapak Wali. Bagi yang ingin menikmati langsung atau membawa pulang sebagai oleh-oleh dari Aceh, bisa langsung ke stand Banda Aceh,” kata Alfedri singkat saat membuka acara.

Pada Rakernas JKPI kali ini, Pemerintah Kota Banda Aceh menghadirkan dua stand khusus, yakni stand Dekranasda dan stand Kopi Aceh. Selain Banda Aceh, ada stand Kabupaten Siak yang menampilkan kerajinan daerah Kota Istana.  Wali Kota Aminullah bersama para kepala daerah peserta JKPI lainnya turut mengunjungi stand tersebut.

 

Di stand Dekranasda, Aminullah memberikan cinderamata berupa kain tenun motif Aceh kepada Bupati Siak Alfedri. Beranjak ke stand Kopi, Aminullah menyuguhkan kopi Ulee Kareng khas Banda Aceh dan kopi Arabica Gayo. Menariknya, Wali Kota Aminullah sendiri yang menjadi Barista.

Kopi Aceh menjadi rebutan para peserta dan tamu yang berhadir. Tampak produk UMKM Banda Aceh yang dibawakan oleh Bawadi ‘Asia Mart’ Aceh laris manis di sana. Tak hanya itu, Dendeng, Kerupuk Mulieng, dan tas motif Aceh pun diserbu pengunjung.

 

Aminullah menyebutkan, ia dalam berbagai kesempatan selalu mempromosikan produk hasil UMKM lokal, sebagai bentuk upaya dalam memberbadayakan para pelaku usaha di Banda Aceh.

“Banda Aceh disebut juga dengan Kota Sejuta Warung Kopi. Bukan daerah penghasil kopi, namun di sana tempat berkumpulnya penikmat kopi. Siapa saja yang sudah merasakan kopi Aceh, pasti akan selalu merindukannya,” kata wali kota.

Hadir di Siak pun ada kedai kopi Aceh, bahkan kuliner mi Aceh juga ada. Membuktikan bahwa Banda Aceh, umumnya Aceh semakin dikenal di luar daerah hingga mancanegara, sebut Aminullah.(riz)

Kunjungan ke Situs Sejarah

Di sela-sela agendanya mengikuti Rakernas Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) 2020 di Kabupaten Siak, Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman bersama Wakil Wali Kota Zainal Arifin beserta rombongan menyempatkan berkunjung ke lokasi situs sejarah kota pusaka ini.

Kota yang menjadi bekas peninggalan Kesultanan Siak Sri Indrapura ini, kata Aminullah, cukup menarik untuk dikunjungi. Pasalnya, banyak bangunan kuno dengan perpaduan corak Melayu, Arab, dan Eropa, dan makam raja-raja yang banyak dikunjungi.

“Istana Sultan Siak Sri Indrapura jadi target wisatawan yang datang ke sini. Ini merupakan kebanggaan masyarakat melayu Riau peninggalan Sultan Syarif Hasyim,” kata Aminullah, Minggu, 20 Desember 2020.

Di samping itu, Aminullah juga mengunjungi monumen Kapal Kato–kapal besi dengan bahan bakar batu bara milik dari Kesultanan Siak–yang terletak di pinggir sungai Siak. Bersama rombongan, Aminullah pun mengabadikan momen-momen kota pusaka tersebut.

Aminullah juga memuji daerah ini dengan adat budayanya yang masih sangat kental, makanan dan suasana kotanya yang sejuk. “Kota Pusaka Siak sangat indah, hadir di sini mengingatkan kita akan sejarah kesultanan masa lampau.”

“Seperti di Banda Aceh, saat ini ada 65 situs sejarah yang kita lestarikan. Budaya islam yang kental, dan tingginya nilai syariat menjadi menarik dikunjungi sebagai destinasi wisata religi,” ungkapnya.

Aminullah menyebutkan, saat ini Pemko Banda Aceh tengah menyiapkan Rancangan Qanun (Raqan) tentang Cagar Budaya. Mendukung hal tersebut, Pemko pun akan memprioritaskan program revitalisasi dan pelestarian situs sejarah pada tahun 2021.

Souvenir Aceh Oleh-Oleh Favorit

*Aminullah Pakaikan Syal Pinto Aceh untuk Bupati Siak*

Pembukaan Rakernas JKPI ke VIII yang digelar di Kota Istana pada Minggu, 20 Desember 2020 tergolong menarik. Pasalnya, beragam penampilan disajikan dalam konteks adat melayu. Selain itu, pernak-pernik juga menjadi buruan sebagai buah tangan oleh para peserta delegasi.

Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman merasa puas dan bangga stand Kota Banda Aceh ramai dikunjungi. Dua stand; Kopi dan aksesoris hasil kerajinan tangan dan produk UMKM oleh Dekranasda raib diborong para pengunjung.

Bupati Siak Alfedri, juga menyempatkan diri hadir di stand Banda Aceh, Aminullah pun memakaikan syal dengan motif Pinto Aceh untuk Alfedri.

Di stand Dekranasda, Wali Kota Aminullah dan Ketua PKK Nurmiati AR, juga Wakil Wali Kota Zainal Arifin dan Ketua BKMT Hj Fauziah meladeni langsung setiap pengunjung yang datang. Bahkan wali kota sendiri sempat menyaring kopi untuk dicicipi oleh orang-orang yang mampir di stand kopi.

Para pengunjung di sana tampak berebutan menghampiri Aminullah dan istri memilih kain tenun Aceh, tas motif Aceh, hingga kerupuk Mulieng dan dendeng sebagai kenangan dari Aceh.

“Alhamdulillah, pernak-pernik dan yang lainnya di stand kita ramai dikunjungi dan barang tersisa sedikit lagi. Tentu ini menjadi menarik untuk acara ke depan kita akan bawa stok lebih banyak lagi,” kata Aminullah.

Aminullah mengungkapkan dirinya bangga Banda Aceh semakin dikenal di seluruh Indonesia melalui sovenir tersebut. “Mereka yang berbelanja dan membawa pulang ke daerah masing-masing pasti mengatakan ini oleh-oleh dari Banda Aceh,” ujarnya.

Bersama rombongan juga turut hadir Presiden Asosiasi Saudagar Industri Aceh (ASIA) sekaligus Direktur Asia Mart Center, Teuku Dhahrul Bawadi ikut hadir mengenalkan karya-karya dari pelaku UMKM Banda Aceh di Siak kali ini.

Melalui momen ini ia pun berharap akan banyak wisatawan yang berkunjung ke kota ‘Gemilang’ lewat kekhasan kesenian dan budaya yang dimiliki. 

Pra Rakernas JKPI ke IX Akan Diadakan di Banda Aceh

Kegiatan Pra Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) ke IX 2021 akan digelar di Kota Banda Aceh. Keputusan tersebut berdasarkan hasil Rakernas JKPI VIII Minggu (20/12) kemarin, di Kantor Bupati Siak, Mempura.

Rakernas JKPI  juga memutuskan Kota Bogor sebagai tuan rumah Rakernas/Konggres JKPI ke IX tahun 2021, serta menunjuk Kota Palembang sebagai tuan rumah Rakernas/Konggres JKPI ke-X tahun 2022.

Dalam kegiatan ini nantinya, para anggota JKPI akan merumuskan pokok-pokok bahasan penting dan strategis untuk diputuskan dalam pelaksanaan Rakernas tahun 2021.

Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman mengatakan, Banda Aceh sebagai Ibu Kota Provinsi Aceh akan memfasilitasi semua delegasi dari 70 anggota JKPI, beserta dengan kelengkapannya.

“Kita menyambut baik kegiatan ini, sebuah kesempatan majukan wisata. Banda Aceh sangat menarik untuk dikunjungi. Nanti kita juga akan agendakan touring ke situs-situs sejarah yang ada di Kutaraja ini,” kata Aminullah.

Sekedar informasi, Rakernas kemarin juga memutuskan membagi Jaringan Kota Pusaka Indonesia menjadi tiga wilayah, yakni wilayah timur yang dipimpin oleh Kota Ambon, kemudian wilayah tengah dipimpin oleh Kota Bogor, serta wilayah barat dipimpin oleh Kota Banda Aceh, guna mempermudah koordinasi antar Kabupaten/Kota di masing-masing wilayah.

JKPI digelar bertujuan untuk mengembangkan kerja sama antar kota-kota pusaka kemudian mengembangkannya, serta mendorong peran aktif masyarakat dalam pelestarian pusaka, menginventarisasi kekayaan warisan pusaka, memperkuat identitas NKRI, serta menjadi wadah promosi Kota Pusaka Anggota JKPI.

Anggota JKPI diharapkan dapat meningkatkan peran pemerintah daerah  untuk memajukan daerah dan organisasi JKPI, sesuai dengan cita-cita organisasi, yaitu menjaga dan melestarikan nilai dan bangunan cagar budaya, disamping warisan budaya tak benda.

Peragakan Menyeduh Kopi Tradisional Ala Aceh

Teuku Dhahrul Bawadi berhasil memukau para pengunjung yang hadir dalam acara pembukaan Rakernas JKPI VIII 2020 di Gedung Sultan Syarif Kasim II, Mempura.

Presiden Asosiasi Saudagar Industri Aceh (ASIA) sekaligus Direktur Asia Mart Center itu, memperagakan cara menyeduh kopi tradisional ala Aceh dari stand dapur kopi dan produk UMKM Pemko Banda Aceh, di dalam gedung.

Mengangkat saringan di tangan kiri dengan tinggi, lalu ditumpahkannya air seduhan biji kopi dari gayung yang dipegang tangan kanannya. Beberapa gelas dan sebuah gayung lain menampung kopi di bawahnya. Harum aroma kopi menyerbak memikat setiap pengunjung di sekitar stand.

Saat Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman bersama Wakil Wali Kota Zainal Arifin, Bupati Siak Alfedri dan jajaran Forkopimda, serta kepala daerah lainnya mengunjungi stand, Bawadi pun menyuguhkan seduhan kopi dan sanger racikannya. Para Bupati dan Wali Kota yang datang pun sangat menikmati kopi di stand Pemko.

“Kopi Aceh, jelas beda dengan kopi lainnya. Di Siak, kita juga pencinta kopi ujung Sumatera ini,” kata Bupati Siak, Alfedri.

Selain Alfedri, Bupati dan Wali Kota lainnya juga serentak memuji kenikmatan kopi Aceh yang mendunia itu.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Aminullah juga menjajal cara menyeduh kopi tradisional itu. Terlihat sudah lihai, Aminullah pun menyajikan kopi hasil racikannya itu bagi setiap pengunjung yang hadir di stand.

“Inilah kopi yang sangat nikmat. Secangkir kopi, sejuta rasa dan sejuta cerita,” kata Aminullah menjelaskan.

Tampak para pengunjung tertarik untuk berbelanja kopi asli ‘Tanah Rencong’ itu. Sebagian orang juga turut merekam aksi menyeduh kopi ala Aceh itu, dan ada juga yang mengabadikan momen dengan berfoto bersama.

Warung Kopi Aceh Ngetren di Riau

Pekanbaru – Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman bersama Wakil Wali Kota Zainal Arifin bersilaturrahmi dengan Persatuan Masyarakat Aceh (Permasa) di Riau pada Selasa, 22 Desember 2020, di Raja Coffee, Pekanbaru.

Turut hadir juga Ketua PKK Banda Aceh Nurmiati, Ketua BKMT kota Hj Fauziah, dan para pejabat terkait lainnya.

Aminullah disela-sela kesibukannya mengikuti Rakernas Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) ke VIII, menyempatkan diri berhadir di tengah-tengah masyarakat Aceh yang ada di bumi Lancang Kuning itu.

Kehadiran orang nomor satu Banda Aceh ini sangat ditunggu. Tibanya di sana, Aminullah mendapat sambutan hangat belasan warga Aceh di Riau.

 

Dalam kesempatannya, Aminullah mengajak Permasa untuk turut mempromosikan wisata Banda Aceh dan kopi Aceh, khususnya kopi Ulee Kareng yang menjadi andalan UMKM Banda Aceh.

“Mohon diceritakan tentang Aceh kepada rekan dan kerabat di Riau, tentang Banda Aceh khususnya. Sampaikan bahwa Banda Aceh warganya ramah, kotanya bersih, aman dan nyaman. Dan banyak hal menarik yang dapat dikunjungi di ibu kota Provinsi Aceh ini. Saya selaku wali kota sangat senang menyambut kehadiran wisatawan,” ajak Aminullah.

Jamaluddin Badai Ketua Permasa Provinsi Riau, mengatakan bahwa Permasa siap berkontribusi dengan Pemko Banda Aceh dalam mempromosikan Banda Aceh di Riau.

“Selamat datang Pak Wali Kota Aminullah dan Pak Zainal, kami sangat senang atas kehadiran Bapak. Semoga ini menjadi awal yang baik. Banda Aceh adalah kota yang selalu dirindukan bagi setiap orang yang pernah ke sana. Dengan senang hati akan kita promosikan,” kata Jamaluddin.

 

Duduk bersebelahan dengan Wali Kota Aminullah, Iskandar Husen, sesepuh masyarakat Aceh di Riau mengatakan, dirinya senang dan bangga bisa bersilaturrahmi dengan wali kota dan rombongan. “Kami salut dengan Bapak Aminullah yang ditengah kesibukannya di Siak, bisa punya waktu luang bersilaturrahmi dengan kami,” ujarnya.

Lazimnya, pantauan tim Humas, Kopi Aceh sangat diminati di Riau. Bahkan, hingga di pelosok desa seperti di Kabupaten Siak ada kedai kopi Aceh. Seperti di Pekanbaru ada Wareeh Coffee, Raja Coffee, dan masih banyak lagi.

Pemilik Raja Coffee, Khairi, mengatakan sejak berdiri warkop miliknya pada 2016, hingga kini tak pernah sepi pengunjung. Pria asal Ulee Glee, Pidie Jaya ini meraup omset besar hanya dengan menjual kopi Aceh yang disaring dengan cara tradisional.

“Baristanya asli orang Gampong Doi, Ulee Kareng, Banda Aceh. Kopi Aceh sangat diminati di sini. Dan kita pun siap mendukung produk makanan UMKM Banda Aceh dipasarkan di Raja Coffee,” katanya. (Riz)

https://bandaacehkota.go.id/