Harapkan Dukungan Penuh Pemerintah Pusat dalam Memajukan Pariwisata dan UMKM
Banda Aceh – Paling tidak, Kota Banda Aceh memiliki lima destinasi wisata favorit yang kerap menjadi incaran wisatawan domestik maupun mancanegara. Kelimanya adalah wisata religi, budaya dan sejarah, edukasi tsunami, alam, dan wisata kuliner.
Hal tersebut disampaikan oleh Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman di hadapan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Uno pada acara Diskusi Pengembangan Pariwisata Aceh sebagai Destinasi Wisata Halal di aula balai kota, Minggu 2 Mei 2021.
Menurutnya, destinasi wisata yang ada di Banda Aceh sangat menarik untuk dikunjungi dan potensi pengembangan kedepannya juga menjanjikan. “Mulai dari Masjid Raya Baiturrahman, Makam Syiah Kuala, hingga tradisi peringatan hari-hari besar Islam, seperti maulid nabi, pawai takbir, dan zikir akbar.”
Sedangkan pada wisata sejarah Kota ini memiliki Museum Aceh, Meligoe Gubernur, Kherkof, Taman Putroe Phang, serta Gunongan. “Objek wisata ini ada yang peninggalan kolonial Belanda dan sebagian dibangun pada masa Kesultanan Aceh,” katanya seraya mengungkapkan jika Banda Aceh tahun dinobatkan sebagai Ibu Kota Kebudayaan Indonesia oleh Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI).
Dan yang tak kalah populer, Banda Aceh juga dikenal sebagai destinasi wisata edukasi tsunami. “Para wisatawan yang ingin mengetahui tentang tsunami yang meluluh-lantakkan kota ini pada 2004 silam, dapat mengunjungi Museum Tsunami Aceh, Kapal di Atas Rumah, dan sejumlah tempat lainnya,” ujar Aminullah.
Bukan hanya itu, Banda Aceh juga memiliki pantai-pantai yang menarik untuk dikunjungi, di antaranya Pantai Ulee Lheu, Pantai Kampung Jawa, Pantai Syiah Kuala, serta Pantai Alue Naga yang menyimpan banyak pesona. “Selain itu, Banda Aceh diapit oleh Sabang dan Aceh Besar yang kaya akan wisata alam dan bahari,” ujarnya lagi.
Kelima, yaitu wisata kuliner. Banda Aceh selain juga memiliki aneka kuliner yang cita rasanya begitu memanjakan wisatawan. “Dan kami telah memberi label kuliner di kota ini dengan 3E, yaitu enak, enak sekali, dan enaaak sekali. Kopi Aceh juga sudah begitu mendunia, dan Banda Aceh sebagai tempat berkumpulnya para penikmat kopi, pun menyandang gelar ‘Kota 1001 Warkop’.”
Aminullah pun mengharapkan dukungan penuh dari pemerintah pusat, melalui Kemenparekraf dalam upaya memajukan sektor pariwisata dan UMKM sebagai salah satu penunjangnya. Ia pun yakin dengan konsep wisata halal yang akan menambah daya tarik Banda Aceh bagi para wisatawan. “Penerapan syariat Islam menjadi kebanggaan dan landasan utama dalam pengembangan brand wisata halal di Banda Aceh.”
Ia tak memungkiri, pandemi Covid-19 telah sangat berdampak signifikan terhadap pariwisata Banda Aceh, di mana kunjungan wisatawan sempat merosot hingga 65 persen. “Namun perkembangan di awal 2021, pariwisata Banda Aceh sudah mulai bangkit kembali dengan meningkatnya kedatangan wisatawan domestik. Kami pun yakin ininakan berimbas positif bagi peningkatan taraf ekonomi masyarakat,” ujar Aminullah.
Secara khusus, Aminullah memuji Menteri Sandiaga yang menyempatkan datang langsung ke Banda Aceh walau di tengah situasi pandemi. “Ini bukti perhatian istimewa Pak Menteri untuk kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif Aceh. Dan ini juga menjadi kado istimewa bagi Banda Aceh yang baru saja memperingati hari jadi ke-816 tahun pada 22 April lalu,” katanya.
Acara yang diikuti oleh puluhan pegiat sektor pariwisata dan UMKM digelar dengan penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 secara ketat. Di antara tamu undangan terlihat hadir anggota DPR-RI asal Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal, Rektor Universitas Syiah Kuala Samsul Rizal, Wakil Wali Kota Banda Aceh Zainal Arifin, dan sejumlah pejabat lainnya. (Jun)