Kanker Paru, Si Pencuri Kehidupan yang Sulit Dideteksi

Oleh : Atika Walujani Moedjiono

Kanker paru bisa dibilang sebagai pencuri kehidupan. Kanker ini tersembunyi di buli paru. Sulit dilacak. Kalaupun kemudian diketahui, ia sudah meruyak ke bagian lain tubuh dan sudah sulit dibasmi.

Menurut Guru Besar Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI-RS Persahabatan Menaldi Rasmin, kanker paru sulit dideteksi karena letaknya di dalam. Maksudnya, di paru yang terletak di rongga dada. Gejalanya pun tidak spesifik, hanya berupa batuk.

”Biasanya kalau pasien datang dengan keluhan batuk, dokter jarang yang curiga itu kanker,” katanya, Rabu (2/5). Kalaupun dirontgen, tidak serta-merta bisa dipastikan kanker. Harus diperiksa melalui bronkoskopi dilanjutkan dengan biopsi. ”Feeling dokter di sini penting untuk bisa mendeteksi secara dini penyebab keluhan batuk,” ujar Menaldi.

Kanker paru, seperti halnya kanker lain, merupakan akibat abnormalitas sel yang membelah tak terkendali. Sel kanker paru biasanya menyebar ke kelenjar anak ginjal, hati, otak, dan tulang.

Tugas utama paru adalah melaksanakan pertukaran gas karbon dioksida yang dibuang dari aliran darah dengan oksigen yang kita hirup ke aliran darah. Paru kanan memiliki tiga ruang, sedangkan paru kiri terdiri dari dua ruang dan satu ruang kecil disebut lingula yang berfungsi seperti ruang tengah pada paru kanan.

Saluran udara utama yang masuk paru adalah cabang tenggorok (bronkus) yang berawal dari tenggorok (trakea). Bronkus bercabang-cabang kecil disebut bronkioli yang berujung pada kantong kecil disebut alveoli (buli paru) tempat gas bertukar. Paru dan dinding dada dibungkus selaput tipis disebut pleura.

Kanker paru dapat timbul di bagian mana pun dari paru. Namun, 90-95 persen bermula dari sel epitel, yakni sel yang melapisi bronkus dan bronkioli.

Menurut Menaldi, penderita kanker paru memiliki gen yang cenderung bermutasi jika berinteraksi dengan zat karsinogenik (penyebab kanker). Keyakinan ini diperkuat dengan hasil pemetaan genetik manusia (human genom project) tahun 2005. Dari hasil pemetaan itu dibuktikan bahwa gen tertentu berasosiasi dengan penyakit tertentu di kemudian hari.

Pemicu kanker paru utama adalah asap rokok. Hampir 90 persen kanker paru, baik pada perokok aktif maupun perokok pasif, disebabkan oleh rokok. Asap rokok mengandung 4.000 senyawa kimia, banyak di antaranya terbukti menyebabkan kanker. Senyawa utama yang bersifat karsinogenik adalah nitrosamin dan hidrokarbon aromatik polisiklik. Pemicu lain adalah asbes, gas radon, polusi udara dari asap kendaraan, dan industri.

Menurut situs Medicinenet.com, kasus kanker paru sangat jarang sebelum tahun 1930-an. Peningkatan dramatis kanker paru terkait peningkatan jumlah perokok. Saat ini, sekitar 3.000 kematian akibat kanker paru setiap tahun di Amerika Serikat dialami perokok pasif.

Jenis kanker paru

Menurut Menaldi, kanker paru yang paling ganas dan cepat menyebar adalah kanker paru karsinoma sel kecil (small cell lung cancer). Jenis kanker paru ini lebih efektif dibasmi dengan kemoterapi.

Jenis lain adalah kanker paru bukan karsinoma sel kecil (nonsmall cell lung cancer). Kanker yang paling umum ini (80 persen kasus) terbagi lagi menjadi karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma, dan karsinoma sel besar. Karsinoma skuamosa yang berada di saluran napas tumbuh sangat cepat. Jenis ini bisa diterapi dengan operasi. Adapun adenokarsinoma tumbuh di parenkim (jaringan) paru cenderung menyebar dengan cepat sehingga lebih efektif dikemoterapi.

Kanker paru umumnya tidak ada gejala awal. Pada tahap lanjut, gejalanya antara lain napas tersengal-sengal, napas berbunyi, nyeri dada, dan batuk berdarah.

Menurut Guru Besar Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI-RS Persahabatan Anwar Jusuf, gejala kanker paru biasanya berupa batuk, berat badan turun, serta tidak nafsu makan. ”Hal itu sama dengan gejala penyakit lain, seperti tuberkulosis atau pneumonia,” katanya.

Kanker paru umumnya ditemukan pada stadium III atau stadium IV. Pada stadium III, sel kanker masih di rongga dada, tetapi sudah melewati paru. Pada stadium IV, sel kanker sudah menyebar ke organ di luar paru.

Kanker paru didiagnosis lewat pemeriksaan fisik, antara lain sianosis, yakni kebiruan pada kulit, dasar kuku, dan selaput lendir. Ini merupakan tanda kekurangan oksigen akibat penyakit paru kronik. Pemeriksaan lain lewat rontgen dada. Hal ini hanya menunjukkan daerah mencurigakan, tetapi tidak bisa untuk memastikan bahwa bintik yang ada merupakan kanker.

Cara lain dengan bronkoskopi, biopsi, computes tomography (CT) scan, magnetic resonance imaging (MRI), dan positron emission tomography (PET) Scan, scan tulang, ataupun tes darah untuk melihat pertanda tumor.

Stadium

Stadium kanker merupakan ukuran sejauh mana kanker menyebar dalam tubuh (Grafis). Stadium mencakup evaluasi ukuran kanker dan penetrasi ke jaringan dan kelenjar getah bening di sekitarnya.

Penetapan stadium penting untuk menentukan pengobatan kanker. Selain itu juga bisa untuk memprediksi harapan hidup penderita. Makin tinggi stadium kanker, makin rendah harapan hidup penderita.

Situs Medicinenet.com menyebut, pengobatan kanker paru antara lain dilakukan dengan operasi (pada stadium I dan II), radioterapi, kemoterapi, krioterapi (operasi beku) dan brakiterapi (penanaman keping radioterapi dekat jaringan kanker).

Terapi lain adalah terapi target dengan obat seperti erlonitib dan gefinitib yang menyasar pada protein yang berperan dalam pembelahan sel. Terapi lain memanfaatkan obat antiangiogenesis (bevacizumab) yang menghambat pembentukan pembuluh darah baru di jaringan kanker. Selain itu, ada juga terapi fotodinamik, ablasi radiofrekuensi, serta imunoterapi menggunakan campuran antibodi dan vaksin.

Menurut Anwar, secara statistik, harapan hidup mereka yang didiagnosis kanker paru stadium IV adalah beberapa bulan sampai beberapa tahun. Umumnya kurang dari satu tahun.

editor : mufti

Sumber : Kompas.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*