Aceh Rentan Tersulut Api

BANDA ACEH – Kemarau panjang yang kini melanda Aceh menyebabkan suhu rata-rata harian di provinsi ini meningkat, antara 34 hingga 35 derajat Celcius. Kondisi ini membuat banyak lahan di Aceh menjadi kering, sehingga mudah tersulut api dan menyebabkan kebakaran besar yang sulit dikendalikan.
Atas dasar kondisi itu, Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Blang Bintang, Aceh Besar, Jaya Martuah Sinaga mengimbau seluruh masyarakat Aceh, untuk tidak melakukan pembakaran sampah secara sembarangan atau pembersihan lahan perkebunan dengan cara membakar.

“Sebab, suhu udara yang belakangan ini rata-rata mencapai 35 derajat Celsius, sangatlah rentan memicu titik api, terutama di daerah-daerah tanah bergambut yang mudah terbakar,” sebut Jaya Martuah saat dihubungi Serambi tadi malam.

BMKG memprediksi, musim kemarau di wilayah Aceh masih akan berlangsung hingga akhir Agustus ini. Oleh karenanya, kata Jaya Martuah, masyarakat harus semakin mewaspadai kondisi cuaca yang menyengat dengan suhu rata-rata 35 Celsius, karena suhu seperti dapat mengakibatkan daya penglihatan secara horizontal (mendatar) jadi berkurang.

Sementara itu, hutan di kaki Bukit Barisan kawasan Mata Ie, Aceh Besar, terbakar Rabu (9/8) malam. Pada Kamis malam, kobaran api mulai padam. (awi)

Tips Mencegah Kebakaran
API kecil jadi sahabat, api besar jadi lawan. Kata-kata ini mungkin dulu sering kita dengar, tetapi belum tentu benar, karena api besar kita butuhkan untuk berbagai keperluan yang bermanfaat.

Api kecil juga bisa membuat masalah yang tidak dikehendaki jika tidak sesuai dengan pemanfaatan yang kita inginkan.

Salah satu buktinya, sudah kerap kita dengar maupun baca di media massa bahwa kebakaran besar terjadi karena hubungan arus pendek (korsleting) listrik, atau hanya gara-gara kelalaian kita dalam membuang puntung rokok, ataupun saat bermain petasan, kembang api, dan perang-perangan yang memancarkan api.

Nah, sebelum semuanya menjadi arang, agar bangunan seperti rumah, kantor, sekolah, gudang dan lain sebagainya tidak terbakar dan menimbulkan kebakaran, maka diperlukan pengawasan dan pencegahan sejak dini.

Berikut beberapa tips dan trik mencegah kebakaran seperti dikutip dari situs metro.polri.go.id.

1. Waspada rokok
Tidak membuang puntung rokok sembarangan. Pastikan rokok telah mati total sebelum dibuang ke tempat sampah. Rokok 99% mendatangkan masalah daripada manfaat, sehingga sebaiknya jangan merokok agar tidak rugi.

2. Waspada pada penerang api
Ketika mati lampu dan menggunakan penerangan seperti lilin dan lampu tempel semprong/petromaks, maka jangan pernah lalai untuk mengawasi lampu tersebut dan tidak menaruhnya di tempat sembarang yang bisa jatuh atau berpindah tempat sehingga bisa membakar benda mudah terbakar yang ada di sekitarnya. Awasi pula penggunaan obat antinyamuk bakar.

3. Waspada anak-anak dan lansia
Jauhkan benda-benda yang berapi atau yang dapat mengeluarkan api. Paling tidak ada orang dewasa yang mengawasi seperti bermain korek api, korek gas, kembang api, petasan, obat antinyamuk bakar serta benda-benda yang mengeluarkan api dan panas seperti kompor gas, kompor minyak, setrikaan, dispenser air, pemasak nasi, dan lain-lain. Anak-anak sangat berpotensi bertindak ceroboh yang bersifat fatal.

4. Waspada dan rawat perangkat listrik/perangkat api
Rawat dengan baik dan rutin kompor gas, setrikaan, magic jar, solder, kabel-kabel listrik, dan perangkat listrik dan api lainnya. Jaringan listrik di rumah, kantor, dll jika sudah usang sebaiknya dilakukan penggantian total dengan mengganti seluruh perangkat jaringan listrik diganti dengan yang berkualitas bagus dan baru demi keamanan dari korsleting listrik (hubungan arus pendek). Hindari mencuri listrik PLN agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kesetrum dan korslet listrik.

5. Siapkan perangkat pemadam kebakaran ringan
Jika bangunan cukup besar gunakan sistem pemadam detektor asap, pemancar air, perangkat penunjang hidup saat kebakaran, hidran, selang penyemprot air, tabung pemadam semprot, dan lain sebagainya. Jangan lupa berikan penyuluhan bagi penghuni bangunan dalam menghadapi bencana kebakaran. Untuk bangunan kecil minimal ada karung yang dapat dibasahi untuk meredam kebakaran ringan/kecil. Siapkan selang panjang atau ember untuk memudahkan menyiram kebakaran dengan air.

6. Lakukan pembinaan dan sosialisasi kebakaran
Berikan penyuluhan kepada seluruh anggota keluarga, pegawai/karyawan kantor, siswa guru sekolah, buruh pabrik, dan sebagainya mengenai penanganan bencana kebakaran yang bisa saja terjadi kapan saja dan di mana saja agar ketika terjadi kebakaran mereka mengerti apa yang harus mereka lakukan. Beri tahu nomor telepon polisi dan pemadam kebakaran lokal dan sentral.

7. Waspada lingkungan sekitar
Kebakaran juga bisa akibat dari bangunan sebelah yang terbakar sehingga bangunan kita ikut menjadi korban karena api bisa membesar dan merembet ke mana-mana. Tingkatkan kesadaran bencana kebakaran di lingkungan masyarakat sekitar untuk meminimalisir terjadinya kebakaran di lingkungan sekitar. Waspada juga dengan melakukan tindakan-tindakan yang dapat memperkecil resiko kebakaran merembet dari bangunan sekitar ke bangunan kita.(nal/dbs)

sumber : http://aceh.tribunnews.com/

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*