*Minta Desain Pintu Gerbang Masuk Kota*
Banda Aceh – Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman mengharapkan peran aktif Ikatan Alumni Arsitek (IKAARS) Universitas Syiah Kuala (USK) dalam pembangunan Kota Banda Aceh.
Menurutnya, sebagai ibukota provinsi, Banda Aceh sangat membutuhkan sentuhan tangan para arsitek untuk merancang atau mendesain sebuah kota yang modern, indah, namun tanpa meninggalkan kearifan lokal. “Keindahan paling penting bagi Banda Aceh, di samping unsur lainnya dalam pembangunan.”
Hal tersebut disampaikan Aminullah saat menerima audiensi Ketua IKAARS Said Husain Bahesty dan jajaran pengurusnya di pendopo, Rabu 31 Maret 2021. Pertemuan itu diinisiasi oleh anggota DPRK Banda Aceh Irwansyah yang juga salah satu alumni senior Arsitektur USK.
Ia pun mengungkapkan kebanggaannya terhadap karya-karya para arsitektur jebolan USK, seperti Tugu Simpang Lima, IGD RSUD Meuraxa, dan beberapa perkantoran seperti Gedung BKOW. “Bahkan rumah dan desain kamar rumah saya, juga karya arsitektur USK. Hasilnya sangat memuaskan,” katanya.
Ke depan, ia juga mengungkapkan akan melibatkan IKAARS dalam perencanaan pembangunan, di antaranya pintu gerbang masuk di setiap perbatasan kota. “Saya minta agar didesain segera oleh IKAARS. Insya Allah pintu gerbang kota ini akan kita bangun pada 2022 di beberapa titik perbatasan,” katanya lagi.
Ketua IKAARS periode 2021-2025 Said Husain Bahesty, mengatakan, dengan semangat baru dan didukung oleh ribuan alumni, pihaknya siap berkolaborasi demi pembangunan kota. “Kapanpun Bapak butuhkan, kami siap bekerja sama untuk kemajuan dan keindahan Banda Aceh.”
Terkait dengan permintaan desain gerbang kota, Said pun menyanggupinya. “Kami akan segera membentuk tim dengan niat yang sama untuk memperindah kota. Kami upayakan dalam masa satu bulan atau setelah lebaran, desainnya akan Kami sampaikan ke Pak Wali,” ungkapnya.
Sementara itu, Irwansyah menyampaikan bahwa tujuan utama audiensi adalah untuk membangun silaturahmi antara pengurus IKAARS dan Pemko Banda Aceh, khususnya wali kota. “Harapan kami akan lebih banyak ruang bagi para Arsitek untuk berkontribusi bagi kemajuan Kota Banda Aceh tercinta,” ujarnya.
Ia juga mengharapkan, Pemko Banda Aceh lebih mengedepankan sistem sayembara terhadap desain ikon-ikon kota dan fasilitas publik. “Sistem sayembara ini bermanfaat ganda: desain yang didapat akan lebih kompetitif dan menarik, warga akan terlibat langsung, dan tentu biaya akan lebih hemat,” ujarnya lagi. (Jun)