Aminullah: LKMS Mahirah Muamalah Segera Hadir di Pasar Al-Mahirah

*Ajak Masyarakat Simpan Dana di Mahirah Muamalah*

Banda Aceh – Guna mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, khususnya para pedagang dan pelaku UMKM, Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) milik Pemko Banda Aceh, Mahirah Muamalah, akan segera hadir di Pasar Terpadu Al-Mahirah, Lamdingin.

Hal tersebut disampaikan oleh Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman di Kantor Pusat MMS di kawasan Simpang Lima, Kamis 3 Juni 2021. “Hari ini saya sudah menerima surat permohonan pinjam pakai salah satu ruangan di Pasar Al-Mahirah dari direksi MMS.”

Terkait permohonan itu, Aminullah telah menginstruksikan Kadiskopukmdag untuk mengakomodasinya. “Dalam waktu dekat, akan kita buka kantor Operasional Pusat Layanan Bisnis PT MMS di Pasar Al-Mahirah. Ini untuk memberikan pelayanan yang lebih optimal kepada masyarakat,” ujar wali kota.

Aminullah optimis kehadiran MMS mampu berkontribusi positif bagi para pedagang dan pelaku usaha kecil di seputaran pasar hasil relokasi Pasar Peunayong tersebut. “Sejak beroperasi mulai 2018 hingga sekarang, perkembangannya luar biasa. Total aset sudah Rp 37 miliar lebih, pembiayaan yang dikucurkan mencapai Rp 21,6 miliar.”

Selama tiga tahun terakhir, MMS juga telah mampu menghimpun dana dalam jumlah besar dari masyarakat, untuk kemudian disalurkan kembali dalam bentuk pembiayaan. “Hingga kini total dana yang terhimpun sudah mencapai Rp 33 miliar,” kata Mantan Dirut Bank Aceh ini.

Kemudian, pionir lembaga keuangan mikro milik pemerintah daerah di Indonesia ini sudah mulai meraup untung. “Per 31 Mei 2021, keuntungan perusahaan tercatat Rp 353 juta. Dan sejak tahun lalu, MMS telah berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) kota, dengan menyetor 50 persen pendapatan dari laba bersih,” ungkapnya.

Aminullah mengutarakan, tujuan utama pendirian MMS, yakni untuk menghidupkan UMKM, “Terutama mereka yang tidak ter-cover oleh perbankan. Fokus kita melayani pengusaha level paling bawah yang membutuhkan modal mulai dari Rp 500 ribu,” ungkapnya lagi.

Setelah mampu meraup untung, menambah PAD untuk pembangunan kota, dan menampung serta membuka banyak lapangan kerja, MMS diproyeksikan dapat berperan nyata dalam upaya penurunan angka kemiskinan dan pengangguran di Banda Aceh. “Seiring-sejalan, semaksimal mungkin kita perangi praktik rentenir. Alhamdulillah, 2020 tinggal dua persen lagi pedagang kita yang berurusan dengan rentenir, dari 80 persen sebelumnya.”

Ia pun mengharapkan dukungan dari masyarakat, khususnya para pemilik dana untuk menyimpan dana di MMS. “Ayo simpan dana di MMS. Jangan ragu karena ini milik Pemko Banda Aceh. Informasikan juga kepada khalayak ramai kalau MMS memberikan akses pembiayaan modal seluas-luasnya bagi pengusaha kecil. Urusnya mudah, cepat, dan pastinya sesuai syariah,” katanya.

Terakhir, wali kota berpesan kepada direksi dan segenap jajaran MMS agar terus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. “Teguhkan tekad menghidupkan usaha kecil sehingga cita-cita kita menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran, sesuai visi ‘Banda Aceh Gemilang dalam Bingkai Syariah’ dalam kita wujudkan,” ucapnya. (Jun)