Banda Aceh – Kota Banda Aceh berhasil menurunkan inflasi. Bahkan saat ini Ibu Kota Provinsi Aceh ini mengalami deflasi.
Sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Agustus 2022, Kota Banda Aceh mengalami deflasi sebesar -0,32% secara bulanan (month to month).
Sedangkan berdasarkan tahun ke tahun, inflasi Banda Aceh sebesar 6,87%, turun dari 7,50% (Juli).
Adapun lima komoditi teratas penyumbang deflasi di Banda Aceh adalah bawang merah, cabai merah, ikan tongkol, minyak goreng dan cabai rawit.
Hal ini terungkap dalam rakor tim pengendalian inflasi yang kemudian dilanjutkan dengan konferensi pers yang digelar di Pendopo Wali Kota Banda Aceh usai Tim Pengendali Infalsi Daerah (TPID) menggelar rakor, Kamis (1/9/2022).
Dalam sesi konferensi pers, hadir Pj Wali Kota Banda Aceh, Bakri Siddir, Kepala BPS Kota Banda Aceh Amir Fadhil, Deputi Kepala BI Perwakilan Aceh Amir Hamzah, Achmad Fauzi dari Bulog, Kepala Bapeda Weri dan Kabag Ops Polresta Kompol Iswahyudi sebagai narasumber.
Awak media diberikan kesempatan mengajukan berbagai pertanyaan terkait langkah-langkah yang dilakukan Pemko Banda Aceh bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk menekan laju inflasi maupun deflasi di Banda Aceh.
Pj Wali Kota Banda Aceh dalam kesempatan tersebut menyampaikan Pemko telah mengambil sejumlah kebijakan dalam rangka pengendalian.
Menggelar pasar murah menjadi salah satu opsi untuk menjaga kenaikan harga dan kestabilan stok kebutuhan pokok di Banda Aceh.
Kemudian secara rutin, juga dilakukan pemantauan ketersediaan bahan pokok di tingkat pedagang grosir besar.
“Biasanya di waktu-waktu tertentu ada bahan pokok yang menghilang di pasaran. Ini kita lakukan pemantauan bersama Polresta agar tidak terjadi penimbunan yang mengakibatkan bahan pokok tertentu langka dan harganya melonjak,” kata Pj Wali Kota.
Kemudian Banda Aceh juga akan melakukan Kerjasama Antar Daerah (KAD), terutama dengan daerah penghasil komoditi-komoditi yang dibutuhkan masyarakat Banda Aceh. Misalnya dengan daerah penghasil bawang merah atau beras sehingga harganya bisa lebih terjangkau bagi masyarakat kota.
Selain itu, juga terus dilakukan sinergitas dengan Bank Indonesia, Bulog, Pemerintah Pusat, Pemerintah Aceh, dan pemerintah kabupaten/kota lainnya untuk mengendalikan inflasi.
Subisidi ongkos angkut juga menjadi solusi yang akan dilakukan Pemko Banda Aceh agar harga bahan pokok yang masuk ke Banda Aceh harganya terkendali.[]