Wakil Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal SE mengatakan perilaku konsumtif masyarakat Kota Banda Aceh yang membelanjakan uangnya Rp.1,13 juta/bulan/orang menunjukkan kalau kesejahteraan masyarakat Ibukota Provinsi Aceh ini sudah lebih sejahtera. Hal ini diungkapkannya pada acara konsultasi publik tentang Indeks Kesejateraan Rakyat (IkraR) Senin (19/12) di Aula Pemko Banda Aceh.
“ Alhamdulillah, data yang didapat dari BPS ini menunjukkan kondisi real masyarakat kita sekarang lebih sejahtera, dimana penghasilan rata-rata penduduknya 32 Jutaan/Bulan “ ujar Illiza.
Namun, lanjut Illiza, Pemko Banda Aceh belum merasa puas, karena masih ada kesenjangan sosial ekonomi yang dirasakan masyarakat Kota saat ini, dan ini terungkap dari data BPS yang menyebutkan masih terdapat masyarakat miskin 9,19 %. “ meskipun angkanya kecil dibanding daerah lain, tapi tetap kita upayakan pemerataan kedepan “ janji Illiza.
Sementara itu, Asisten Deputi Bidang Pengarusutamaan Kebijakan dan Penganggaran Penanggulangan Kemiskinan Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Hadi Santoso yang hadir sebagai pembicara menjelaskan konsultasi Publik Indeks Kesejahteraan Rakyat (IKraR), sebagai cara pandang baru mengukur kesejahteraan rakyat Indonesia.
Dikatakannya lagi, banyak indikator yang bisa dilakukan sebagai tolak ukur untuk mengukur kesejahteraan rakyat di suatu daerah. Dimensi keadilan ekonomi (kesempatan kerja/hak atas pekerjaan), dimensi keadilan sosial (kualitas hidup warga), dan dimensi demokrasi (keadilan hukum dan kedaulatan warga). Tiga dimensi inilah sebagai acuan untuk melihat suatu daerah itu hijau (terbaik) atau merah (terburuk). “ Dari indikator-indikator tersebut, Kota Banda Aceh berada di jalur hijau ” ujarnya.
Turut hadir pada acara tersebut, Senior Policy Advisory for Poverty/Coodinator SAPA Program, Fakhrulsyah Mega, Ketua BPS Kota Banda Aceh, Elemen masyarakat, LSM dan para Kepala SKPD Kota Banda Aceh.
Leave a Reply